Tuesday, February 24, 2015

Resistensi terhadap Konstruksi Gender dalam A Country Doctor Karya Sarah Orne Jewett

Dalam novel “A Country Doctor” karya Sarah Orne Jewett, tokoh protagonis Nan Prince, yang merupakan yatim piatu, diasuh oleh Dr.Leslie setelah neneknya meninggal. Tumbuh besar bersama Dr.Leslie memberikan banyak pengalaman bagi Nan di dunia medis. Sejak kecil, Nan sering ikut bersama Dr.Leslie mengunjungi pasien yang sakit. Nan Prince, karakter utama dalam novel “A Country Doctor” karya Sarah Orne Jewett ini akhirnya memilki kertertarikan yang besar di dunia medis hingga ia dewasa. Sering berkutat di perpustakaan milik Dr.Leslie dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan kesehatan membuat Dr.Leslie menyadari ketertarikan Nan di dunia medis. Meskipun demikian, ia tidak pernah memaksa atau mendorong Nan untuk berkecimpung di dunia medis. Namun, Nan Prince digambarkan sebagai tokoh yang melakukan resitensi terhadap konsturksi gender yang telah terbentuk di masyarakat.

Dalam “A Country Doctor”, konstruksi gender terbentuk dari orang-orang di sekitar Nan. Digambarkan pandangan dari tokoh perempuan bernama Nyonya Fraley yang mengatakan “But I warn you, my dear, that your notion about studying to be a doctor has shocked me very much indeed. I could not believe my ears,—a refined girl who bears an honorable and respected name to think of being a woman doctor! If you were five years older you would never have dreamed of such a thing. It lowers the pride of all who have any affection for you. If it were not that your early life had been somewhat peculiar and most unfortunate, I should blame you more; as it is, I can but wonder at the lack of judgment in others. I shall look forward in spite of it all to seeing you happily married”. Terlihat seolah konstruksi gender yang terbentuk bahwa perempuan tidak pantas untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Nyonya Fraley berharap Nan akan menyadari bahwa sebagai perempuan yang harus dilakukannya adalah menikah dan mengurus urusan rumah tangga. Mengambil keputusan meneruskan pendidikan hingga menjadi dokter dianggap perbuatan yang tidak tepat untuk seorang perempuan dan akan dipandang buruk oleh orang-orang sekitar. Penulis memberikan gambaran konstruksi gender mengenai perempuan yang dianggap ideal tidak hanya melalui tokoh perempuan namun juga tokoh laki-laki. Dr.Ferris yang berkunjung ke kediaman Dr.Leslie merasa kaget dan tidak yakin saat Dr.Leslie mengungkapkan bahwa Nan memiliki ketertarikan di dunia medis. Ia merasa Nan dapat menjadi apapun yang diinginkan tanpa harus dihalang-halangi. Namun Dr.Ferris berargumen “"You're right!" said Dr. Ferris; "but don't be disappointed when she's ten years older if she picks out a handsome young man and thinks there is nothing like housekeeping.”. Terlihat bahwa tokoh laki-laki pun memperkuat akan adanya batasan bagi perempuan. Seperti halnya Nyonya Fraley, ia beranggapan bahwa pada akhirnya perempuan harus memilih menikah daripada menjalani karir sebagai dokter.

Saya melihat selain menampilkan Nan Prince sebagai tokoh yang menentang konstruksi gender, dihadirkan juga Eunice yang seolah berada di persimpangan. Eunice yang tidak menikah mengurus ibunya sampai ia sendiri berumur 60. Eunice tertarik akan kemandirian Nan. Di Bab 8 Eunice berargumen bahwa “ Though I believe every word you said about girl’s having an independence of her own. It is a great blessing to have always had such a person as my moter to leon upon”. Walaupun Eunice merasa iri pada kemandirian Nan, namun ia juga merasa senang karena ia memiliki seseorang yang bisa diandalkan dalam hal apapun, yaitu ibunya. Di sini saya melihat, dengan adanya tokoh Eunice semakin menonjolkan karakteristik Nan yang gigih memperjuangkan keinginannya. Nan telah melihat berbagai macam pilihan hidup, namun ia tetap yakin akan keputusannya menjadi dokter.

Jika merujuk pada tahun pembuatan novel, yaitu tahun 1884, kondisi yang terjadi di Amerika yakni masih kentalnya ketidaksetaraan gender antara laki laki dan perempuan. Pada masa itu perempuan tidak memiliki kesempatan untuk memberikan suara, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, juga tidak memiliki wewenang atas hak properti. Saya melihat dalam “A Country Doctor”, tokoh laki-laki dan perempuan menyetujui adanya batasan bagi perempuan. Walaupun Eunice, menyadari adanya ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan, namun ia pasrah karena tidak dapat melakukan apa apa. Selain itu, ia juga tidak mempermasalahkannya karena ia merasa mendapatkan keuntungan. Di laih pihak, Dr.Leslie juga memegang peranan penting pada keputusan Nan. Saat orang-orang di sekitarnya mempertanykan  kenapa ia tidak membelikan Nan pakaian yang bagus agar nampak cantik selayaknya seorang perempuan anggun, ia berargumen bahwa ia harus membiarkan seorang anak tumbuh apa adanya tanpa terlalu diatur atau dihalang-halangi. Ketika Dr.Ferris dan Nyonya Fraley menentang keinginan Nan untuk menjadi dokter pun Dr.Leslie beranggapan bahwa ia percaya setiap orang memiliki panggilannya sendiri. Dan jika Nan merasa menjadi seorang dokter adalah panggilannya, maka Dr.Leslie tidak akan menentangnya, ia justru akan sangat membantu agar Nan bisa menjadi dokter yang lebih hebat dari dirinya. Di sini saya melihat adanya dukungan bagi Nan untuk melakukan pertentangan terhadap anggapan masyarakat tentang pendidikan bagi perempuan.

Selain seolah mendapat pengaruh dari Dr.Leslie yang membuat Nan tertarik di dunia medis, keputusan Nan juga dianggap tepat oleh Dr.Leslie. Hal tersebut dikarenakan Dr.Leslie khawatir apabila Nan terjebak di gaya hidup yang buruk layaknya ibunya. Setelah kematian suaminya, ibu Nan menjalani gaya hidup yang buruk. Ia suka mabuk-mabukan. Di sisi lain, Nan dirasa mendapat pengaruh dari ayahnya yang dulu bekerja di dunia kesehatan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor Dr.Leslie yakin menjadi dokter adalah jalan yang tepat bagi Nan.

Resistensi terhadap konstruksi gender dalam novel Jewett ini juga terlihat dari kegigihan Nan melanjutkan pendidikan yang tinggi walaupun tidak sedikit orang yang meremehkannya, bahkan menganggap keinginannya hanyalah mimpi atau sekedar gurauan belaka. Tokoh Nan digambarkan sebagai perempuan yang mandiri. Meskipun ia tahu bahwa hidupnya dapat terjamin dengan terus menjadi rekan Dr.Leslie dalam dunia medis, atau sekedar merawat rumah Dr.Leslie, namun ia tetap memperjuangan cita-citanya menjadi dokter. Ia merasa itulah panggilan untuk dirinya. Ia menolak menikah dengan pria yang ia sukai, Gerry George, dan memilih melanjutkan pendidikan untuk menjadi dokter. Ia bahkan membandingkan jika ia menikah, ia akan membahagian keluarganya, namun jika ia menjadi dokter dan menyembuhkan orang-orang yang sakit, ia dapat membahagiakan banyak keluarga. Ia tidak berusaha memaksakan dirinya untuk menjadi layaknya perempuan lain agar dapat diterima di lingkungannya, namun ia memilih menghadapi anggapan remeh dari orang sekitarnya akan cita-citanya. Saya juga melihat bahwa melalui novelnya, Jewett ingin menunjukkan keberhasilan tokoh yang menentang konstruksi gender yang ada di masyarakat.